Selasa, 22 September 2009

Bab 9 - Penaklukan oleh Arab dan Posisi Non-Muslim sebagai Subjek

Para pembela islam tidak henti-hentinya menyebarkan mitos bahwa Islam menjamin persamaan derajad warga-warganya yang non muslim; mereka bercerita tentang jaman abad pertengahan dimana segala macam komunitas religius hidup harmonis ditanah islam. Mereka juga menyembunyikan atau bahkan mencari-cari alasan pembenaran akan penganiayaan, diskriminasi, pemaksaan, konversi agama, pembantaian dan perusakan terhadap gereja-gereja, sinagog-sinagog, kuil-kuil dll.

Gambaran manis tapi palsu tentang Islam ini juga dibentuk dengan cara :
(1) mengabaikan fakta-fakta penghancuran dan pembantaian (bangsa-bangsa non-Muslim) saat ditaklukkan bangsa Arab;
(2) secara eksklusif memfokus pada nasib Yahudi serta Kristen dan dengan demikian mengabaikan nasib pemeluk agama2 lain (apa mereka tidak dianggap bukan manusia ?) spt Zoroastrian, Hindu dan Buddhis;
(3) dengan mengandalkan sumber-sumber muslim semata, seakan sumber-sumber itu pasti tidak berat sebelah;

(4) dengan mengabaikan atau mencari-cari alasan pembenaran atas kelakuan menjijikan nabinya terhadap orang Yahudi; dan
(5) dengan mengabaikan kebencian mendalam Islam atas yahudi, kristen dan terlebih-lebih lagi terhadap kaum pemuja berhala seperti yang dinyatakan dalam Quran, yang menjadi sumber dari intoleransi, fanatisme dan kelakuan keji terhadap semua non-muslim sepanjang sejarah Islam tersebut.

Sikap Awal: Muhammad dan Quran
Quran terbagi menjadi Surat Awal dan Surat Akhir, yi. Surat Mekah dan Surat Medinah. Kebanyakan hal-hal toleran dari Muhammad ditemukan dalam surat awal, Surat Mekah:

Surat 109:1-6 Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".

[50.45] Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka.

[43.88-89] dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman". Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: "Salam
(selamat tinggal)." Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).

Kecuali beberapa ayat yang ditemukan dalam Surat 2, yang biasanya dianggap sebagai Surat Medinah, Surat Akhir.

[2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)

[2.62] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Sayangnya, begitu Muhammad mendapat kepercayaan dan kekuatan militer serta kekuatan politiknya bertambah, dia berbalik dari seorang “Pembujuk menjadi seorang Diktator, pembuat peraturan, mendiktekan kepatuhan.” Surat2 Medinah seperti Surat 2, 4, 5, 8, 9, 22 dan 47 mengungkapkan Muhammad yang suka perang, dogmatik dan tidak toleran.

Semua teolog Muslim sepakat bahwa di jaman Muhammad tidak ada toleransi bagi para penyembah berhala di Arab. Pilihan yang diberikan kpd mereka hanya dua : Masuk Islam atau Mati. Oleh karena itu, aneh bahwa sikap intoleransi total ini sama sekali tidak dijadikan pertimbangan bagi para pembela islam saat mereka berkotbah ttg 'Toleransi' dalam Islam. Quran sendiri, yang penuh dengan penjelasan seram akan hukuman yang menanti orang2 kafir ini, tidak memberi ampun kpd orang2 kafir.

[22.19-21] …Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.[/color]

Quran juga memerintahkan supaya semua muslim memerangi dan membunuh orang kafir.

[47.4] Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan.

Orang Kristen dan Yahudi dalam Quran
Kristen dianggap sedikit agak lebih baik dibanding Yahudi, tapi Quran tetap dengan keras menuduh mereka memalsukan kitab mereka.

[5.73] Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

Mereka juga dituduh memuja Yesus sebagai anak Tuhan dan seperti orang Yahudi, mereka telah disesatkan, jadi mereka harus dikembalikan ke agama sejati, yaitu Islam.

Menurut Quran, Yahudi punya kebencian yang sangat pada semua muslim dan sebagai hukuman, beberapa orang yahudi jaman dulu, telah diubah menjadi monyet dan babi (Surat 5.60), dan yang lainnya, tangan mereka diikat di kepala dan dimasukkan ke api pada hari Kiamat. Sikap yang diperintahkan pada orang muslim terhadap Yahudi hanya bisa dijelaskan sebagai sikap Anti-Semit, dan tentu saja tidak kondusif bagi terciptanya toleransi ataupun kebersamaan dgn Yahudi.

[5.51] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman-teman (mu); sebahagian mereka adalah teman bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi teman, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

[5.57-59] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi temanmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. Katakanlah: "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?"

[5.63-64] Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.

Quran menuduh Yahudi menyesatkan kitab2 dan memegang doktrin yang tidak pernah ada.

[9.29-30] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

Dan mereka layak mendapat hukumannya:

[2.61] Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.

[4.160-161] Maka disebabkan kelaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

Pernyataan2 diatas dianggap sbg kalimat Allah sendiri, berlaku bagi segala jaman dan segala tempat; gagasan2 Allah ini MUTLAK dan diluar segala kritik.

Saya sudah menjelaskan bagaimana Yahudi diperlakukan oleh Muhammad yang kelakuannya tentu saja tidak boleh dicela. Pemusnahan berdarah dingin terhdp (600-900) lelaki2 dari suku Qurayza dan pengusiran suku Nadir (dari tanah air mereka, Medinah) yang belakangan juga dibantai bukanlah pertanda atas kehebatan ataupun belas kasihan nabi Islam. Ini fakta2 yang sering dilewatkan oleh buku2 sejarah (Islam). Tindakan Muhammad terhadap orang2 Yahudi di Khaybar berlaku “sebagai contoh perjanjian yang diadakan oleh para penakluk (yg arab) dan orang2 yang ditaklukkan, bahkan hal ini berlaku jauh hingga keluar tanah arab.” Muhammad menyerang Khaybar pada tahun 628, memerintahkan agar salah satu pemimpinnya disiksa utk mengorek informasi ttg dimana ia menyimpan harta karun sukunya, lalu ketika suku tsb menyerah, Muhammad setuju membiarkan mereka merawat tanaman2 mereka dgn syarat bahwa setengah dari hasil panen diberikan padanya. Muhammad juga suka membatalkan perjanjian secara sepihak dan mengusir kaum yahudi (dari tempat tinggal mereka selama turun temurun) kapan saja dia suka. Perjanjian atau persetujuan ini disebut Dhimma dan mereka yang menerima perjanjian itu disebut sebagai “Dhimmi”. Berdasarkan perjanjian itu, setiap non-muslim yang menerima supremasi muslim dan setuju utk membayar pajak sebagai balasan dari “perlindungan muslim” tsb, dipanggil sebagai dhimmi.

Kalifah kedua, Umar, belakangan mengusir kaum Yahudi dan Kristen dari Hijaz (daerah Mekah dan Medina) pada tahun 640, ia mengacu pada dhimma (perjanjian) di Khaybar. Dikabarkan dia mengutip sang nabi yang berhak utk membatalkan pakta perjanjian apapun, sekehendaknya, dgn mengutip perkataan sang Nabi yang terkenal yi : “Dua agama tidak bisa berada bersama-sama di semenanjung Arab.” Hingga saat ini, mendirikan agama apapun di Saudi Arabia (selain Islam) adalah hal terlarang.

Jihad 438
Sifat totaliter Islam paling nampak dalam konsep Jihad atau perang suci, yang tujuan akhirnya adalah utk menaklukkan seluruh dunia dibawah panji islam dan hukum Allah, Syariah. Hanya pada Islam sajalah kebenaran diturunkan: tidak ada kemungkinan keselamatan diluar islam. Ini menjadi kewajiban suci – kewajiban agama yang ditetapkan dalam Quran dan Sunnah – bagi semua muslim utk membawa islam pada seluruh umat manusia. Jihad adalah institusi Ilahi, diberikan khusus utk tujuan memajukan Islam. Muslim harus berjuang, berperang dan membunuh dalam nama Allah.

Q9.5 Bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka dimanapun kau temukan mereka.

Q4.76 Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah.

Q8.12 Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

Q8.38-39 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". Danperangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.

Muslim yg menghindar dari peperangan melawan kafir dianggap berbuat dosa dan oleh karena itu akan dibakar di api neraka.

8.15-16 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.

9.39 Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain.

Mereka yang mati dalam peperangan bagi agama ‘sejati’ ini, Islam, akan diberi pahala di akhirat.

4.74 Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.

Jelas sekali dari ayat2 Quran diatas (dan banyak lagi), bahwa Quran tidak berbicara mengenai peperangan secara metaforis ataupun perang moral ataupun perang sesaat : Quran membicarakan peperangan utk setiap saat, sepanjang masa. Membaca perintah haus darah tersebut dalam sebuah buku yang mengaku ‘suci’ sungguh2 membuat kita tersentak.

Umat manusia dibagi dalam dua kelompok, muslim dan non muslim. Muslim adalah kelompok dari komunitas islam, umat islam yang memiliki daerah didalam Darul Islam, Wawasan Islam, dimana perintah2 Islam dilaksanakan secara penuh. Non-muslim adalah kelompok Harbi, penghuni Darul Harb, Wawasan Peperangan, yi negara mana saja yang menjadi milik kafir yang belum tunduk pada islam baik lewat konversi maupun lewat peperangan (Harb). Semua tindakan (muslim) dihalalkan di Wawasan Peperangan.

Jika Darul Harb sudah ditundukkan, para Harbi menjadi tawanan perang. Sang imam bisa melakukan apapun yang ia mau yang sesuai dengan keadaan tsb. Sudah pasti kesengsaraan akan menimpa kota yang melawan dan kemudian kalah melawan pasukan Islam. Utk ini, sang penghuni kota akan kehilangan hak apapun, dan seperti yang ditulis oleh Sir Steven Runciman dalam “The Fall of Constantinople, 1453” :

Tentara penakluk diijinkan menjarah selama tiga hari; dan tempat ibadah, bersama semua bangunannya menjadi milik dari pemimpin penakluk; dia bisa saja menghancurkannya jika dia mau. Sultan Mehmet (setelah kejatuhan Konstantinopel tahun 1453) mengijinkan tentaranya menjarah selama tiga hari, ‘mereka layak mendapat itu’, katanya. Mereka masuk bagai gelombang kedalam kota. Mereka membunuh siapapun yang mereka temui dijalanan, lelaki, wanita dan anak2 tanpa pandang bulu. Darah mengalir seperti sungai dijalan2 kota. Segera setelah pesta pora darah mereda, hasrat membunuh mereka mulai padam. Mereka lalu sadar bahwa tawanan dan barang2 berharga akan memberi mereka untung lebih besar. 439

Dalam kasus lain, mereka yang kalah dalam perang dijual dalam perbudakan, diusir atau diperlakukan sebagai dhimmi, sebagai warga kelas dua selama mereka membayar pajak jizyah mereka.

Penaklukan-Penaklukan Islam
Sebelumnya sudah kita singgung analisa Patricia Crone akan sebab-sebab penaklukan Bangsa Arab. Disini, saya akan mengacu pada sebuah tesis yang ditulis oleh ahli Ekonomi Joseph Schumpeter 440 (1883-1950), tesis yang dianggap oleh Bousquet meyakinkan dan cukup penting utk diterjemahkan dalam bahasa perancis. Ringkasan saya didasarkan pada versi Perancis karya Bousquet.

Menurut Schumpeter (1950), bangsa Arab selalu menjadi ras pejuang yang hidup dari perampokan dan eksploitasi dari populasi2 yang mapan. Islam menjadi mesin perang yang tidak bisa berhenti setelah sekali saja dijalankan. Perang adalah aktivitas normal dalam teokrasi militer demikian. Bangsa Arab bahkan tidak mencari-cari alasan bagi peperangan mereka; organisasi sosial mereka perlu perang dan tanpa kemenangan, organisasi sosial mereka akan runtuh. Ini merupakan ekspansionisme yang menihilkan semua tujuan objektif, brutal dan lahir di masa lalu karena kebutuhan. Penaklukan2 bangsa Arab akan tetap ada meski tanpa islam. Beberapa detil tertentu mengenai imperialisme Arab dapat dijelaskan lewat perkataan2 sang Nabi tapi pemaksaan kekuatan perang tersebut ada ditempat lain lagi. Muhammad tidak akan berhasil kalau saja dia mengajarkan kerendahan hati dan kepatuhan. Bagi pejuang2 arab, “kebenaran” berarti sukses, dan “salah” artinya tidak sukses. Maka agama bukanlah sebab yang utama dari penaklukan2 ini, tapi lebih berupa naluri perang jaman dulu belaka.

Ironis sekali bahwa pahlawan2 islam dimasa awal, faktanya, sama sekali tidak tertarik pada agama: Khalid, Jendral yang sukses melawan Byzantin digambarkan sebagai orang yang “tak peduli apapun kecuali perang dan tidak ingin belajar hal lain.” Hal yang sama juga berlaku bagi Amir b. Al-As, penakluk Mesir dan Usman b. Talha, yang menimbun kekayaan besar dari taklukan2nya. Seperti Wensinck 441 jelaskan secara realistis, “Para penghuni Mekah yang makin mengerti, tak lama setelah pengepungan Medinah yang gagal, sudah memperkirakan bahwa fakta ini akan menjadi titik balik dari karir Muhammad. Maka tidaklah aneh bahwa orang2 seperti Khalid b. Al-Walid, Usman b. Talha dan Amir b. Al-As berpaling pada Islam bahkan sebelum Mekah jatuh. Kisah masuknya mereka pada islam itu sendiri tidaklah dianggap hal penting.” (1932).

PENAKLUKAN-PENAKLUKAN AWAL
Patriark Sophronius dari Jerusalem (634-638) melukiskan para penyerbu sebagai “orang2 barbar tak bertuhan” yang membakari gereja2, menghancurkan biara-biara, mencemari salib-salib dan secara keji menghujat Kristus dan gerejanya.” Ditahun 639, ribuan orang meninggal karena wabah dan kelaparan karena perusakan dan perampokan ini.

Setelah kematian sang Nabi, kalifah Abu Bakar mengorganisir penyerbuan ke Siria. Selama penyerbuan tahun 634, seluruh daerah antara Gaza danCaesarea diluluh lantakan; empat ribu petani – Kristen, Yahudi dan Samaria yang hanya membela tanah mereka – diBANTAI. Selama penyerbuan di Mesopotamia antara tahun 635 dan 642, biara-biara dihancurkan, rahib-rahib dibunuh dan orang-orang Arab Kristen dieksekusi atau dipaksa masuk islam. Di Elam, seluruh populasi diBANTAI, di Susa, semua penghuninya bernasib sama.

Kita jadi tahu lebih jelas akan penaklukan Mesir oleh Amir b. al-As, berkat tulisan Uskup Nikiu “Chronicle of John,” yang ditulis antara tahun 693 dan 700. Bagi John, penindasan muslim “jauh lebih berat dari beban yang dipasang pada bangsa Israel pada jaman Firaun.” Bersamaan dengan masuknya Amir keMesir, dia merebut kota Behnesa dekat Fayum, dan memBANTAI penghuninya: “Siapapun yang menyerah pada mereka (muslim) akan dibantai, mereka tidak mengecualikan orang tua, tidak juga wanita ataupun anak-anak.” 442 Fayum dan Aboit bernasib sama. Di Nikiu, seluruh populasinya mati diujung pedang. Orang2 Arab menawan seluruh penghuni Cilicia. Di Armenia, seluruh penghuni Euchaita diBASMI habis. Sejarah orang Armenia abad ke-7 menggambarkan bagaimana orang Arab membasmi populasi Assyria dan memaksa sejumlah penduduknya utk masuk islam lalu menyerbu dan memporak-porandakan distrik Daron, barat daya Danau Van. Tahun 642, giliran kota Dvin yang menderita. Tahun 643, orang Arab balik lagi, membawa serta “kemusnahan dan perbudakan.” Michael, orang Syria/ menceritakan bagaimana Mu’awiyah menghancurkan dan merampok Cyprus dan lalu merebut kota itu lewat “pemBANTAIan besar-besaran.”

Hal mengerikan yang sama juga dilakukan di Afrika Utara: Tripoli diluluhlantakan tahun 643; Carthage diratakan dengan tanah dan seluruh penduduknya diBUNUH.

Anatolia, Mesopotamia, Syria, Irak dan Iran mendapat nasib yang sama juga.

INDIA
Berdasar bukti-bukti catatan Baladhuri mengenai Penaklukan Sind, dipastikan terdapat pemBANTAIan dikota Sind ketika bangsa Arab pertama kali datang. C.E. Bosworth 443

Penaklukan Muslim atas Sind (India) didalangi oleh )kalif) Hajjaj, Gubernur Irak dan dilaksanakan oleh Komandannya Muhammad b. Qasim di tahun 712. Instruksi Qasim adalah utk “Mendatangkan kehancuran pada orang2 kafir.. [dan] utk mengundang serta membujuk orang kafir agar menerima kepercayaan sejati dan percaya pada Tuhan yang tauhid ... dan siapa saja yang tidak tunduk pada islam, perlakukan dengan keras dan lukai hingga dia tunduk.” 444

Setelah direbutnya pelabuhan Debal, tentara muslim perlu tiga hari utk memBANTAI penghuni2nya; setelah itu Qasim jadi lebih toleran dan mengijinkan banyak orang utk melanjutkan profesi serta praktek agama mereka. Ini tidak bisa diterima oleh Hajjaj, ketika menerima laporan kemenangan Qasim lewat surat:

Sepupuku Tersayang
Telah kuterima suratmu yang membesarkan hati. Begitu membacanya kegembiraan dan kebahagiaanku tidak terbatas. Ini menambah kebanggaan dan kemuliaan ketingkat tertinggi. Sepertinya dari suratmu tersirat bahwa semua aturan yang kau buat demi kenyamanan dan kesenangan anak buahmusejalur dengan hukum agama. Tapi caramu memberi pengampunan berbeda dengan yang diperintahkan hukum agama, memberi ampun pada setiap orang, tinggi atau rendah, tanpa perbedaan antara teman atau musuh. Allah Maha besar berkata dalam Quran [47.4] : “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka.” Perintah Allah ini adalah perintah besar dan harus dihargai serta diikuti. Kau seharusnya jangan memberi ampun, jangan hanya karena kebaikan mereka. Dengan demikian janganlah memberi ampun pada siapapun dan jangan ampuni seorangpun, kalau kau tidak mau dianggap lemah.

Dengan hormat,
Nafia
Th 93 H.

Belakangan, Hajjaj kembali menuliskan hal yang sama: “Perintahku sudah jelas adalah semua lelaki yang melawan harus dibunuh, anak lelaki dan anak perempuan ditawan dan dipakai sebagai tebusan.” Patuh pada perintah itu, Qasim, ketika sampai di kota Brahminabad, “memerintahkan semua lelaki yang masuk militer dipancung. Ada yg mengatakan, 6.000 orang yang diBANTAI utk hal ini saja, ada yang bilang 16.000 orang, sisanya diampuni.”

Mahmud dari Ghazni (971-1030)
Penaklukan India yang sebenarnya oleh muslim dimulai awal abad 11. Tahun 1.000 M, pemimpin dinasti Turco-Afghan, Mahmud dari Ghazni, menyerbu India seperti angin putuh, menghancurkan, merampok dan memBANTAI. Dia membenarkan tindakan2nya ini dengan ayat2 Quran yang memerintahkan membunuh penyembah berhala, yang mana dia telah bersumpah utk melakukan hal ini sepanjang hayatnya. Seperti Vincent Smith tuliskan, “Mahmud adalah muslim fanatik tipe ganas yang belakangan hal tsb menjadi kelaziman dikalangan mereka, yang merasa keganasan tersebut menjadi kewajiban sekaligus kenikmatan ketika membunuh kaum penyembah berhala. Dia juga rakus akan harta dan mengambil sejumlah besar keuntungan dari perang2 sucinya.” Dalam tujuh belas penyerbuannya, meminjam kata-kata Alberuni, akademisi yang dibawa Mahmud ke India: “Mahmud benar-benar menghancurkan kemakmuran negeri itu, dan melakukan eksploitasi yang luarbiasa, yang mana orang2 Hindu seperti debu yang berserakan ke segala arah, dan seperti dongeng tua dimulut orang2 belaka. Kisah penyerbuan ini mereka bangga-banggakan, tentu saja, berurat akar dikalangan para muslim.” 445

Mahmud memulai dengan menangkap Raja Jaipal dari Punjab, lalu menjajah Mulan tahun 1004. Dalam menaklukkan distrik Ghur, dia memaksa penghuninya utk masuk islam. Mahmud mendapatkan banyak sekali harta jarahan dari Kuil Hindu yang dia rampok, seperti di Kuil Kangra.

Mathura, kota suci Krishna, adalah korban berikutnya. “Ditengah2 kota ini ada kuil yang besar dan lebih indah dari kuil2 lainnya, keindahan yang tidak bisa digambarkan atau dilukiskan.” Sultan Mahmud memperkirakan kuil ini butuh 200 tahun utk membangunnya. Patung2 disana termasuk “Lima Patung Emas setinggi masing2 1 meter,” dengan mata2 patung itu dari permata berharga.

Sultan memerintahkan semua kuil dibakar memakai nafta dan api, lalu diruntuhkan rata dengan tanah. Dengan demikian maha karya seni yang seharusnya jadi monumen keindahan India Kuno terhebat telah musnah.446

Dalam pertempuran Somnath, yang juga memiliki kuil hindu, sebanyak 50.000 orang dibunuh utk memuaskan nafsu Mahmud akan barang jarahan.

Mahmud juga sangat kejam pada mereka yang dia anggap bid’ah, seperti Dawud dari Multan. Tahun 1010, Mahmud menyerang kerajaan Dawud dan memBANTAI banyak sekali orang2 yg dianggap shirk disana.

Meski sejarawan muslim melihatnya sebagai salah satu lambang kejayaan islam, pada kenyataannya Mahmud tidak lebih dari bandit tamak yang tak patut dikagumi.

Firuz Shah
Tahun 1351, Firuz Shah naik tahta dan menjadi penguasa India Utara. Meski dalam banyak hal dia sangat berpikiran maju, tapi dalam masalah agama dia adalah orang fanatik. Dia berkata telah membuat “Hukum2 Sang Nabi menjadi Buku Petunjuknya.” Dia mendorong penjualan budak besar-besaran dan mempunyai 180.000 budak didalam kotanya, semuanya “menjadi muslim”. Tapi seperti Vincent Smith 447 katakan, dia akan jadi sangat biadab jika masalah agamanya dikutik-kutik. Dia menangkap sejumlah orang Shi'ah; sebagian dipancung, sebagian lagi didakwahi dan kitab2 mereka dibakar.

Dia memerintahkan para ulama agar membunuh seseorang yang mengaku sebagai Mahdi “dan utk tindakan terpuji ini,” tulisnya, “kuharap aku mendapat pahala diakhirat nanti.” Dia mengunjungi perkampungan yg sedang mengadakan sebuah festival agama Hindu yang juga dihadiri oleh beberapa “muslim2 KTP.” Firuz Shah menulis: “Kuperintahkan para pemimpin orang2 ini dan pelopor penistaan ini agar dihukum mati. Aku melarang hukuman bagi orang2 Hindu secara umumnya, tapi kuhancurkan kuil2 berhala mereka dan disana kubangun mesjid2.”

Belakangan seorang pendeta Brahmana yang mempraktekan ritualnya dimuka umum dibakar hidup2.

Firus Zhah hanya menjalankan sunnah yang dilakukan para penjajah muslim awal dan dia sungguh2 percaya bahwa “dia melayani Tuhan dengan menjalankan hukuman mati bagi praktek2 umum agama menyimpang (yakni Hindu).”

Firuz Shah juga menyogok sejumlah besar orang Hindu agar masuk islam dengan mengecualikan mereka yang membayar Jizyah, pajak yang dipaksakan bahkan terhdp kaum Brahmana sekalipun.

Vincent Smith (1985) melukiskan Firuz Shah sbb:
Firuz Shah, lingkungan dan pendidikan tidak membuat dia keluar dari teori dan praktek agama yang tidak toleran. Sangat sulit bagi dia utk besar seperti (raja) Akbar, yg memiliki konsep bahwa penguasa Hindustan harus memperlakukan semua subjeknya dengan sama, Muslim ataupun Hindu, dan mengijinkan setiap orang kebebasan, bukan hanya dalam pemikiran tapi juga dalam praktek umum. Muslim di abad 14 masih didominasi oleh ide dari sejarah awal islam dan yakin bahwa bertoleransi pada agama lain (berhala) adalah D O S A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar